Senin, 04 Agustus 2025

πŸ“Š Statistika Kelas XII: Penyajian Data

πŸ“Œ Apa Itu Penyajian Data?

Penyajian data adalah proses menampilkan data dalam bentuk tertentu agar mudah dibaca, dipahami, dan dianalisis. Data yang telah dikumpulkan tidak akan bermakna jika tidak disajikan dengan jelas.

🎯 Tujuan Penyajian Data

  • Mempermudah pembacaan data
  • Memperjelas pola atau tren dari data
  • Mendukung pengambilan keputusan

πŸ“‚ Bentuk Penyajian Data

Ada beberapa cara umum dalam menyajikan data:

1. πŸ“ƒ Tabel

Tabel menyajikan data dalam bentuk baris dan kolom. Setiap kolom biasanya menunjukkan kategori, sedangkan baris menunjukkan nilai atau frekuensi.

Contoh:

Jenis Buah Jumlah (kg)
Apel 15
Pisang 20
Jeruk 12

2. πŸ“Š Diagram Batang

Diagram batang menampilkan data dalam bentuk batang vertikal atau horizontal. Cocok untuk membandingkan nilai antar kategori.

Keterangan: Tinggi batang menunjukkan jumlah atau frekuensi.

3. πŸ“ˆ Diagram Garis

Diagram garis digunakan untuk menyajikan data berurutan seperti perkembangan waktu (bulan, tahun). Cocok untuk melihat tren atau perubahan data dari waktu ke waktu.

4. πŸ₯§ Diagram Lingkaran

Diagram ini menyajikan data dalam bentuk irisan lingkaran, cocok untuk menunjukkan persentase atau proporsi bagian dari keseluruhan.

Contoh: Komposisi jenis sampah rumah tangga (organik, plastik, kertas, dll).

5. πŸ“Ά Histogram

Histogram mirip dengan diagram batang, tetapi digunakan khusus untuk data dalam bentuk interval kelas, terutama dalam data kuantitatif kontinu.

6. πŸ“‰ Ogive Positif dan Ogive Negatif

Ogive adalah grafik garis yang digunakan untuk menyajikan data kumulatif. Biasanya digunakan untuk memudahkan mencari kuartil, persentil, dan median.

✅ Ogive Positif

Ogive positif menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari (≤). Grafik naik dari kiri ke kanan.

Contoh Data: Jumlah siswa berdasarkan nilai ujian

Nilai Kurang dari Frekuensi Kumulatif
402
505
609
7013
8017

Catatan: Setiap titik di ogive positif menunjukkan jumlah siswa yang memiliki nilai ≤ batas nilai.

⛔ Ogive Negatif

Ogive negatif menunjukkan frekuensi kumulatif lebih dari (≥). Grafik turun dari kiri ke kanan.

Contoh Data: Jumlah siswa berdasarkan nilai ujian

Nilai Lebih dari Frekuensi Kumulatif
4017
5015
6012
708
803

Catatan: Ogive negatif menunjukkan jumlah siswa yang memiliki nilai ≥ nilai tertentu.

πŸ“Œ Ogive positif dan negatif biasanya digambar bersama untuk memperjelas distribusi data, dan titik temu keduanya bisa membantu menemukan median atau nilai tengah.

πŸ“Š Contoh Soal Penyajian Data

Berikut adalah data jumlah siswa yang hadir selama 5 hari:

  • Senin: 30 siswa
  • Selasa: 28 siswa
  • Rabu: 32 siswa
  • Kamis: 29 siswa
  • Jumat: 31 siswa

Pertanyaan:

  1. Buatlah tabel penyajian data tersebut.
  2. Gambarlah diagram batang berdasarkan data tersebut.

🧠 Tips Penting

  • Gunakan tabel jika ingin menyajikan data numerik secara rinci.
  • Gunakan diagram batang jika ingin membandingkan antar kategori.
  • Gunakan diagram garis untuk menunjukkan perubahan dari waktu ke waktu.
  • Gunakan diagram lingkaran untuk menunjukkan proporsi dari total.

✅ Penutup

Penyajian data adalah langkah penting dalam proses statistik. Dengan menyajikan data secara efektif, informasi menjadi lebih mudah dipahami dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

πŸ“Š Statistika: Teknik Pengumpulan Data

Apa itu Data?

πŸ” Apa Itu Pengumpulan Data?

Dalam statistika, data adalah informasi yang dikumpulkan untuk dianalisis. Tapi, sebelum menganalisis, kita harus punya data yang tepat, dan itu dimulai dari proses pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah proses mencari dan mencatat informasi yang akan digunakan dalam analisis statistik.

🎯 Tujuan Pengumpulan Data

  • Menjawab pertanyaan penelitian/statistik.
  • Mengetahui kondisi nyata dari suatu populasi.
  • Menjadi dasar pengambilan keputusan.

🧠 Jenis Data Berdasarkan Sumber

  1. Data Primer
    ➤ Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumber pertama.
    πŸ“Œ Contoh: Wawancara langsung, observasi lapangan, kuesioner.
  2. Data Sekunder
    ➤ Data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain dan digunakan kembali.
    πŸ“Œ Contoh: Data BPS, artikel jurnal, arsip sekolah.

🧰 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pengumpulan data, antara lain:

πŸ“„ 1. Wawancara (Interview)

Yaitu tanya jawab langsung antara pewawancara dan responden untuk menggali informasi.

  • Kelebihan: Data lebih mendalam dan akurat, bisa menjelaskan pertanyaan yang tidak dipahami.
  • Kekurangan: Butuh waktu lama, tidak cocok untuk data besar.
  • Contoh: Wawancara siswa tentang kebiasaan belajar di rumah.

πŸ“ 2. Kuesioner (Angket)

Berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.

Jenis Kuesioner:

  • Tertutup (pilihan jawaban sudah disediakan)
  • Terbuka (responden bebas menjawab)
  • Kelebihan: Efisien untuk responden banyak, biaya murah.
  • Kekurangan: Jawaban bisa kurang jujur, bisa tidak diisi dengan benar.
  • Contoh: Kuesioner tentang makanan favorit siswa di kantin.

πŸ‘€ 3. Observasi (Pengamatan)

Yaitu mengamati langsung perilaku atau kondisi objek tanpa terlibat langsung.

  • Kelebihan: Data nyata sesuai kondisi, tidak tergantung kejujuran responden.
  • Kekurangan: Perlu waktu dan konsentrasi tinggi, bisa bias jika tidak objektif.
  • Contoh: Mengamati jam masuk siswa ke kelas setiap hari selama seminggu.

πŸ“š 4. Studi Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dari dokumen tertulis seperti arsip, laporan, buku, dll.

  • Kelebihan: Mudah dan cepat, banyak tersedia.
  • Kekurangan: Data bisa sudah kadaluarsa, tidak selalu sesuai kebutuhan.
  • Contoh: Mengambil data nilai ujian semester dari rekap nilai wali kelas.

πŸ“‹ Tabel Ringkasan Teknik Pengumpulan Data

Teknik Sumber Data Metode Cocok Untuk
Wawancara Primer Lisan Data mendalam
Kuesioner Primer Tertulis Responden banyak
Observasi Primer Pengamatan Perilaku/kejadian
Dokumentasi Sekunder Tertulis Data historis/statistik

🧠 Tips Memilih Teknik yang Tepat

  • Gunakan wawancara jika butuh jawaban detail.
  • Gunakan kuesioner untuk survei cepat ke banyak orang.
  • Gunakan observasi jika ingin tahu perilaku nyata.
  • Gunakan dokumentasi jika datanya sudah ada.

✅ Penutup

Teknik pengumpulan data adalah langkah awal yang penting dalam proses statistik. Dengan memilih teknik yang tepat, kita bisa mendapatkan data yang valid, relevan, dan akurat, sehingga hasil analisis juga bisa dipercaya.

Rabu, 30 Juli 2025

Sudut pada Bangun Ruang

Sudut Antara Dua Garis, Garis dan Bidang, Bidang dan Bidang pada Bangun Ruang

Materi Prasyarat :
1. Perbandingan Trigonometri
2. Aturan Sinus
3. Aturan Cosinus

Konsep Sudut
Besar sudut bisa ditentukan jika kedua objek saling berpotongan, jika kedua objek tersebut belum berpotongan maka harus ada yang digeser sejajar garis awal sehingga kedua objek menjadi berpotongan. Jika kedua objek sejajar maka tidak memiliki sudut (0°).
1. Sudut Antara Dua Garis
Misalkan terdapat garis g dan h. Jika kedua garis belum berpotongan, maka geser salah satu (atau keduanya) sehingga kedua garis berpotongan. Dalam menggeser garis harus tetap sejajar dengan posisi garis awalnya. Sudut yang terbentuk adalah pada perpotongan kedua garis yang dibatasi kedua garis (baik garis awal maupun garis hasil pergeserannya).
Langkah-langkah Menentukan Sudut Antara Dua Garis pada Dimensi Tiga :
  • Jika kedua garis belum berpotongan, maka geser sehingga berpotongan.
  • Hubungakan kedua ujung garis sehingga terbentuk segitiga.
  • Ada dua kemungkinan besar sudutnya, yaitu :
    a) Sudut yang langsung bisa ditebak
  • Segitiga sama sisi, besar sudutnya 60°
  • Sudut siku-siku, besar sudutnya 90°
  • Segitiga siku-siku sama kaki, besar sudutnya 45°
    b)Sudut yang tidak bisa ditebak bisa menggunakan rumus Aturan Sinus atau Aturan Cosinus

    Kesimpulan
    Soal Pemanasan:
    1. Pada kubus ABCD.EFGH, tentukan besarnya sudut antara BG dan CH!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud dan geser salah satu garis sejajar agar kedua garis berpotongan
    ∠ (BG,CH) = ∠ (BG,BE) = ∠ EBG
    ∠ EBG = 60°.

    2. Pada kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 2018. Jika ΞΈ adalah sudut yang terbentuk oleh AG dan AC, maka tentukan nilai sinΞΈ!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud (kedua garis sudah berpotongan
    ∠ (AG,AC) = ∠ GAC = ΞΈ
    \(sin ΞΈ =\frac{de}{mi} \)
    \(sin ΞΈ =\frac{2018}{2018\sqrt{3}} \)
    \(sin ΞΈ =\frac{1}{3}{\sqrt{3}} \)

    2. Sudut Antara Garis dan Bidang

    Perhatikan gambar ilustrasi di atas. Misalkan terdapat garis g dan bidang V. Jika garis dan bidang belum berpotongan (belum bertemu), maka geser salah satu (atau keduanya) sehingga berpotongan dan terbentuk sudutnya.
    Langkah-langkah Menentukan Sudut Antara Garis dan Bidang pada Dimensi Tiga :
  • Jika garis g dan bidang V belum berpotongan, maka geser sehingga berpotongan.
  • Lukis garis h yang merupakan hasil proyeksi garis g pada bidang V.
  • Sudutnya : ∠(g,V) = ∠(g,h)

    Soal Pemanasan:
    1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan besar sudut garis BG dan Bidang alas ABCD!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    ∠(BG,ABCD) = ∠(BG,BC) = ∠ CBG
    ∠ CBG = 45°

    2. Jika ΞΈ adalah sudut yang dibentuk antara garis AC dan bidang BDG pada kubus ABCD.EFGH, maka tentukan nilai sinΞΈ!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    ∠(AC,BDG) = ∠(AC,GP) = ∠ GPC
    \(sin ΞΈ =\frac{de}{mi} \)
    \(sin ΞΈ =\frac{2}{\sqrt{6}} \)
    \(sin ΞΈ =\frac{1}{3}{\sqrt{6}} \)

    3. Sudut Antara Dua Bidang

    Misalkan terdapat bidang V dan bidang W seperti pada gambar ilustrasi di atas. Jika kedua bidang belum berpotongan, maka geser salah satu (atau keduanya) sehingga berpotongan dan terbentuk sudut dari kedua bidang tersebut.
    Langkah-langkah menentukan Sudut Antara Dua Bidang pada Dimensi Tiga :
  • Jika bidang V dan bidang W belum berpotongan, maka geser sampai berpotongan.
  • Lukis garis l yang merupakan perpotongan antara bidang V dan bidang W.
  • Lukis garis g pada bidang V dan garis h pada bidang W, dimana kedua garis ini tegak lurus dengan garis l.
  • Sudutnya : ∠(V,W)=∠(g,h).

    Soal Pemanasan:
    1. Pada kubus ABCD.EFGH, tentukan besarnya sudut antara bidang ABCD dan bidang ADHE!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    ∠(ABCD,BDHE) = ∠(AB,AE) = ∠ BAE
    ∠ BAE = 90°.

    2. Pada kubus ABCD.EFGH, tentukan besarnya sudut antara bidang ABCD dan bidang ABGH!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    ∠(ABCD,ABGH) = ∠(BC,BG) = ∠ CBG
    ∠ CBG = 45°

    πŸ“₯ Download LKPD Kembali ke Menu Sebelumnya
  • Senin, 21 Juli 2025

    Jarak Titik, Garis, dan Bidang pada Bangun Ruang

    Jarak Titik, Garis, dan Bidang pada Bangun Ruang

    Materi Prasyarat :
    1. Teorema Pythagoras
    Digunakan untuk menentukan jarak jika terbentuk sebuah segitiga siku-siku

    2. Perbandingan Luas Segitiga
    Luas Segitiga 1 = Luas Segitiga 2
    Digunakan untuk menentukan jarak jika terbentuk dua buah segitiga siku-siku

    3. Aturan Cosinus
    Digunakan untuk mencari panjang sisi ketiga jika diketahui dua sisi dan sudut yang diapitnya, atau untuk mencari besar sudut jika ketiga sisi diketahui

    Konsep Jarak
    Secara umum, yang dimaksud jarak pada dimensi tiga adalah jarak terdekat yang bisa kita peroleh dari konsep jarak yang akan kita hitung. Jarak terdekat akan kita peroleh ketika terbentuk saling tegak lurus sehingga penghitungannya bisa menggunakan teorema phytagoras. Jika garis jarak membentuk tegak lurus namun tidak tahu panjang sisi depannya atau jika terbentuk dua segitiga siku-siku maka bisa menggunakan rumus perbandingan luas segitiga dan jika garis jarak tidak membentuk garis tegak lurus maka dapat dicari menggunakan aturan cosinus.
    1. Jarak Titik ke Titik
    Jarak antara titik ke titik (jarak antar dua titik) dihitung dengan menggunakan teorema phytagoras biasa, hanya saja kita harus jeli dan pintar dalam memilih segitiga siku-siku yang melibatkan kedua titik tersebut.
    Soal Pemanasan:
    1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan :
    a. Panjang jarak titik H ke C
    b. Panjang jarak titik E ke C
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    Langkah 2: Gunakan garis bantu agar membentuk segitiga siku-siku
    a. Jarak titik H ke C (gunakan garis bantu HD dan CD)
    \( HC=\sqrt{HD^2 + CD^2}{} \)
    \( HC=\sqrt{a^2 + a^2}{} \)
    \( HC=\sqrt{2a^2}{} \)
    \( HC=2\sqrt{2}{} \)
    Jadi panjang jarak titik H ke C adalah \( 2\sqrt{2}{} \)

    b. Jarak titik E ke C (gunakan garis bantu HC dan HE)
    \( EC=\sqrt{CH^2 + EH^2}{} \)
    \( EC=\sqrt{(a\sqrt{2})^2{} + a^2}{} \)
    \( EC=\sqrt{2a^2+a^2}{} \)
    \( EC=\sqrt{3a^2}{} \)
    \( EC=a\sqrt{3}{} \)

    Untuk lebih memperdalam jarak titik ke titik (khususnya jarak istimewa pada kubus), silakan download dan kerjakan LKPD berikut!

    2. Jarak Titik ke Garis
    a. Proyeksi Titik ke Garis
    Untuk proyeksi titik ke garis, titik sebagai proyeksian dan garis sebagai proyeksitor. Berikut gambar proyeksinya :

    Dari gambar, proyeksi titik P ke segmen garis AB yang hasil proyeksinya adalah titik R yang ada pada garis AB. Titik R tersebut dikatakan hasil proyeksi jika garis PR (putus-putus) tegak lurus dengan garis AB.

    b. Konsep Jarak Titik ke Garis
    Misalkan kita mau menghitung jarak titik A ke garis BC, perhatikan gambar berikut ini.
    Gambar a Jarak Titik A ke Garis BC
    Gambar b Jarak Titik A ke Garis BC = Jarak A ke D (Titik D hasil proyeksian dari titik A terhadap BC)
    Gambar c Untuk menghitung panjang AD, kita buat segitiga bantuan dengan menghubungkan AB dan AC sehingga terbentuk segitiga ABC.

    Soal Pemanasan:
    1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan panjang jarak titik E ke garis AG
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    Langkah 2: Gunakan garis bantu EG dan AE
    Luas Segitiga 1 = Luas Segitiga 2

    \( \frac{1}{2} \) x a x t = \( \frac{1}{2} \) x a x t
    AG x EN = AE x EG
    \( a\sqrt{3}{} \) x EN = a x \( a\sqrt{2}{} \)
    EN = \( \frac{a . a\sqrt{2}{} }{a\sqrt{3}{}} \)
    EN = \( \frac{a}{3} \)\( \sqrt{6}{} \)

    3. Jarak Titik ke Bidang
    a. Proyeksi Titik ke Bidang
    Untuk proyeksi titik ke bidang, titik sebagai proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor. Berikut gambar proyeksinya :

    b. Konsep Jarak Titik ke Bidang
    Misalkan a adalah suatu bidang datar dan titik P merupakan sebuah titik yang berada di luar bidang a. Jarak titik P terhadap bidang a merupakan panjang garis tegak lurus dari titik P ke bidang a yang diwakili oleh Garis k dan tegak dan titik O. Panjang garis tegak lurus inilah merupakan jarak terpendeknya dari titik P ke bidang a. Sehingga jarak P ke bidang a adalah garis PO.
    Langkah-langkah mengubah jarak P ke bidang Ξ± menjadi jarak titik ke garis k:
  • Lukis bidang Ξ² yang melalui garis P dan tegak lurus dengan bidang Ξ±.
  • Lukis garis k yang merupakan perpotongan antara Ξ² dan Ξ±.
  • Jarak titik P ke Bidang Ξ± adalah jarak titik ke garis k, sama dengan jarak titik P ke titik A.
  • Soal Pemanasan:
    1. Sebuah kubus KLMN.OPQR memiliki panjang rusuk a cm. Perhatikan segitiga KMR, tentukanlah jarak titik N ke bidang KMR ?
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    Langkah 2: Buat Bidang yang Tegak Lurus Bidang KMR
    Cara 1
    Luas Segitiga 1 = Luas Segitiga 2

    \( \frac{1}{2} \) x a x t = \( \frac{1}{2} \) x a x t
    TR x NS = TN x RN
    \(NS= \frac{TN.RN}{TR} \)
    \(NS= \frac{1/2 a\sqrt{2}.a{}}{1/2.a\sqrt{6}} \)
    \(NS= \frac{1}{3}a\sqrt{3} \)

    Cara Kilat
    Perhatikan ilustrasi berikut!
    Jarak Titik N ke Bidang NMR = Jarak Titik N ke Garis RO = Jarak Titik N ke Titik X
    \(NX= \frac{1}{3}NP \)
    \(NX= \frac{1}{3} a\sqrt{3} \)

    4. Jarak Garis ke Bidang
    a. Proyeksi Garis ke Bidang
    Untuk proyeksi garis ke bidang, garis sebagai proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor. Berikut gambar proyeksinya :

    Dari gambar, proyeksi segmen garis AB ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah segmen garis PR yang ada pada bidang W. Segmen garis PR tersebut dikatakan hasil proyeksi jika garis putus-putus tegak lurus dengan bidang W. Proyeksian = segmen garis AB, hasil proyeksian = segmen garis PR, dan proyeksitor = bidang W.

    b. Konsep Jarak Garis ke Bidang
    Misalkan terdapat garis m dan bidang Ξ± yang tidak berpotongan, perhatikan ilustrasi gambar berikut!
    Langkah-langkah Menentukan jarak garis m ke bidang Ξ± yaitu :
  • Buatlah bidang yang melalui garis m dan tegak lurus bidang Ξ±
  • Tentukan perpotongan bidang baru dan bidang Ξ± (misalkan keduanya berpotongan di sepanjang garis k)
  • Jarak garis m ke bidang Ξ± = Jarak m ke k yg diwakili oleh jarak P ke Q.
  • Soal Pemanasan:
    1. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk a cm. Tentukanlah jarak BC ke ADHE!
    Jawab:
    Langkah 1: Gambarkan bangun yang dimaksud
    Langkah 2: Buat bidang yang melalui BC dan tegak lurus dengan ADHE
    Langkah 3: Perpotongan kedua bidang tersebut ada pada garis AD
    Jadi, jarak BC ke ADHE = jarak BC ke AD = jarak B ke A = a cm.

    πŸ“₯ Download LKPD Kembali ke Menu Sebelumnya

    Senin, 16 Juni 2025

    A. Lingkaran dan Busur Lingkaran

    1. Lingkaran
    Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang datar yang berjarak sama terhadap satu titik tetap. Titik tetap tersebut dinamakan titik pusat (P). Jarak yang sama tersebut dinamakan jari-jari.

    Rumus :
  • Luas Lingkaran = Ο€r2
  • Keliling Lingkaran = 2Ο€r
  • Ο€ = 3,14 atau \( \frac{22}{7} \)
  • 2. Busur Lingkaran
    Busur adalah himpunan titik-titik yang berupa kurva lengkung (baik terbuka atau tertutup) dan berimpit dengan lingkaran.
    Misalkan titik A dan B terletak pada lingkaran P, maka busur AB dapat digambarkan sebagai berikut:
    Jika tidak ada keterangan maka yang dimaksud adalah busur minor AB.

    3. Panjang Busur Lingkaran
    Jika diketahui lingkaran sebagai berikut:

    Keterangan:
  • P = Titik pusat lingkaran
  • Ξ± = Besar sudut pusat lingkaran
  • AB = Busur lingkaran
  • AP = BP = r = Jari-jari lingkaran
  • Rumus :

    \( \frac{Panjang busur}{Keliling lingkaran}\) = \( \frac{Besar sudut pusat}{Sudut lingkaran} \)

    \( \frac{Panjang AB}{2Ο€r}\) = \( \frac{Ξ±}{360°} \)

    Panjang AB = \( \frac{Ξ±}{360°} \) . 2Ο€r

    Soal Pemanasan:
    1. Diketahui sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama seperti gambar berikut:
    Jika panjang ∠ APB merupakan sudut pusat yang menghadap busur AB dan ∠ ACB merupakan sudut keliling yang juga menghadap busur AB.
    Jawab:
    Panjang AB = \( \frac{Ξ±}{360°} \) . 2Ο€r

      = \( \frac{120°}{360°} \) . 2(\( \frac{22}{7} \))(21)

      =\( \frac{1}{3} \) . (44)(3)

      = 44
    2. Perhatikan lingkaran berikut!
    Diketahui besar ∠ KPL = 135°. Jika panjang PK = 12 cm, panjang busur KL adalah . .
    Jawab:
    Panjang KL = \( \frac{Ξ±}{360°} \) . 2Ο€r

      = \( \frac{135°}{360°} \) . 2Ο€(12)

      = \( \frac{9}{24} \) . 2Ο€(12)

      = 9Ο€

    4. Sudut Pusat dan Sudut Keliling
    Misalkan titik A, B dan C terletak pada lingkaran P sebagaimana pada gambar berikut:
    a. Sudut Pusat yaitu sudut yang titik sudutnya terletak pada pusat lingkaran, dan kedua kaki sudutnya merupakan jari-jari lingkaran.
    Maka sudut APB (∠ APB) = Ξ± merupakan sudut pusat yang menghadap busur AB.

    b. Sudut Keliling yaitu sudut yang titik sudutnya terletak pada lingkaran, dan kedua kaki sudutnya termasuk tali busur lingkaran.
    Maka sudut ACB (∠ ACB) = beta merupakan sudut keliling yang menghadap busur AB.

    Soal Pemanasan:
    1. Perhatikan lingkaran berikut.

    Jika panjang PA = 21 cm dan besar ∠ APB = 120°, tentukan panjang busur AB!
    Jawab:
    Panjang AB = \( \frac{Ξ±}{360°} \) . 2Ο€r

      = \( \frac{120°}{360°} \) . 2(\( \frac{22}{7} \))(21)

      =\( \frac{1}{3} \) . (44)(3)

      = 44
    2. Perhatikan lingkaran berikut!
    Diketahui besar ∠ KPL = 135°. Jika panjang PK = 12 cm, panjang busur KL adalah . .
    Jawab:
    Panjang KL = \( \frac{Ξ±}{360°} \) . 2Ο€r

      = \( \frac{135°}{360°} \) . 2Ο€(12)

      = \( \frac{9}{24} \) . 2Ο€(12)

      = 9Ο€

    πŸ“₯ Download LKPD Kembali ke Menu Sebelumnya

    Senin, 09 Juni 2025

    7 Tips Efektif Belajar SNBT agar Lolos PTN Impian

    Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) adalah salah satu jalur masuk perguruan tinggi negeri yang sangat kompetitif. Agar bisa bersaing dan lolos, kamu harus menyiapkan strategi belajar yang tepat. Berikut ini 7 tips efektif belajar SNBT yang bisa kamu terapkan mulai sekarang!

    1. Pahami Struktur Soal SNBT

    Sebelum mulai belajar, pahami dulu jenis-jenis soal yang akan diujikan, seperti:

    • Penalaran Umum
    • Pengetahuan dan Pemahaman Umum
    • Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
    • Penalaran Matematika

    Dengan memahami struktur ini, kamu bisa menyusun prioritas belajar yang lebih terarah.

    2. Buat Jadwal Belajar yang Konsisten

    Tentukan jam belajar tetap setiap hari. Misalnya 2 jam di pagi hari dan 2 jam di malam hari. Jangan terlalu lama belajar dalam satu sesi, istirahat 5–10 menit setiap 25 menit belajar (gunakan teknik Pomodoro).

    3. Gunakan Soal Tahun-Tahun Sebelumnya

    Latihan soal SNBT tahun-tahun sebelumnya bisa membantumu mengenali pola soal dan tingkat kesulitannya. Semakin sering latihan, semakin siap kamu menghadapi ujian yang sesungguhnya.

    4. Fokus pada Pemahaman, Bukan Hafalan

    SNBT lebih menguji kemampuan berpikir dan bernalar, bukan sekadar hafalan. Maka, utamakan pemahaman konsep, terutama dalam penalaran umum dan matematika.

    5. Bergabung dengan Kelompok Belajar

    Bergabung dalam kelompok belajar bisa meningkatkan motivasi dan memperluas pemahaman. Kamu juga bisa berdiskusi soal-soal sulit dan mendapatkan perspektif baru.

    6. Gunakan Sumber Belajar Online

    Manfaatkan platform belajar online seperti Zenius, Ruangguru, YouTube, atau blog edukasi seperti blog ini. Banyak konten gratis berkualitas yang bisa kamu akses kapan saja.

    7. Jaga Kesehatan dan Mental

    Belajar keras penting, tapi jangan sampai mengorbankan kesehatan. Tidur cukup, makan bergizi, dan sempatkan olahraga ringan. Selain itu, jaga motivasi dan hindari stres berlebihan.


    Penutup: Belajar SNBT adalah proses panjang yang memerlukan strategi dan konsistensi. Dengan menerapkan tips di atas, kamu bisa lebih siap menghadapi SNBT dan memperbesar peluangmu lolos ke PTN impian. Tetap semangat dan jangan menyerah!

    Sabtu, 07 Juni 2025

    Pejalan Kaki Akan Ditilang: Langkah Kontroversial Demi Keselamatan?

    Dalam waktu dekat, muncul wacana bahwa pejalan kaki yang melanggar aturan lalu lintas akan dikenai tilang. Rencana ini menuai beragam respons dari masyarakat. Di satu sisi, kebijakan ini dinilai dapat meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan di jalan raya. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa pejalan kaki yang selama ini dianggap sebagai kelompok paling rentan justru akan semakin dibebani. Apakah penilangan terhadap pejalan kaki adalah langkah bijak?

    Pejalan kaki sering kali terabaikan dalam sistem transportasi di Indonesia. Banyak trotoar yang rusak, terhalang pedagang kaki lima, atau bahkan tidak tersedia sama sekali. Dalam kondisi seperti ini, tidak jarang pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan dan kadang melintasi jalan tidak pada tempatnya. Namun, ketika hal ini dianggap pelanggaran dan akan ditindak melalui tilang, muncul pertanyaan: sudah siapkah infrastruktur kita untuk menertibkan pejalan kaki?

    Dari sisi hukum, menertibkan semua pengguna jalan termasuk pejalan kaki bukanlah hal yang salah. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebenarnya sudah mengatur bahwa semua pengguna jalan wajib mematuhi rambu dan tata tertib. Artinya, pejalan kaki yang menyebrang sembarangan, tidak menggunakan zebra cross, atau mengabaikan lampu lalu lintas memang bisa dianggap melanggar hukum.

    Namun demikian, perlu diluruskan bahwa sistem tilang elektronik berbasis kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) tidak berlaku untuk pejalan kaki. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, bahwa meskipun pejalan kaki juga termasuk pengguna jalan, sistem ETLE hanya dapat menangkap pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor. Dengan kata lain, jika ada pelanggaran oleh pejalan kaki, penindakan tetap harus dilakukan secara manual oleh petugas di lapangan.

    Dalam pelaksanaannya, perlu pendekatan yang lebih humanis dan bertahap. Tilang seharusnya menjadi langkah terakhir setelah edukasi, penyediaan fasilitas yang layak, dan penegakan yang adil terhadap semua pengguna jalan — termasuk pengendara motor yang sering kali melanggar hak pejalan kaki. Jika pemerintah ingin menilang pejalan kaki, maka pemerintah juga wajib memastikan trotoar aman, bersih, dan dapat diakses.

    Lebih jauh, penerapan aturan ini juga bisa menjadi momentum penting untuk memperbaiki budaya berlalu lintas di Indonesia. Selama ini, hukum lebih banyak diarahkan kepada pengendara kendaraan bermotor, sementara pejalan kaki seolah tidak memiliki peran. Padahal, tertib lalu lintas adalah tanggung jawab bersama.

    Pada akhirnya, penilangan terhadap pejalan kaki bisa menjadi langkah positif jika dilakukan dengan adil, edukatif, dan didukung fasilitas memadai. Jangan sampai hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Yang lebih penting dari sekadar menilang adalah menciptakan lingkungan jalan raya yang aman, nyaman, dan berkeadilan bagi semua.

    Jumat, 06 Juni 2025

    C. Fungsi Invers

    Ilustrasi 1
    Jika kita memasukkan suatu kata dalam bahasa Inggris maka dapat dicari terjemahannya dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Jadi proses mesin penerjemah bekerja secara bolak-balik.


    Hal yang bekerja secara berkebalikan di kehidupan sehari-hari dalam bahasa matematika dapat disebut sebagai fungsi invers.

    Secara konsep, menentukan fungsi invers dari fungsi asal dengan diagram panah memang lebih intuitif; dengan membalik arah panah. Namun, sering kali dijumpai bahwa fungsi asal dituliskan dalam bentuk persamaan matematis. Dalam kasus ini, cara untuk menemukan persamaan fungsi invers dari fungsi asal dapat dilakukan dengan cara berikut:
    1. Ubah fungsi f(x) menjadi bentuk y.
    2. Ubah persamaan menjadi x = . . .
    3. Ubah variabel x menjadi f-1(y) (x = f-1(y))
    4. Ganti variabel y menjadi x pada f-1(y) sehingga diperoleh rumus fungsi invers f-1(x)
    Ilustrasi 2
    Penjelasan:
    Perhatikan gambar di atas:
    f(x) = x - 2
    y = x - 2 (ubah f(x) menjadi y)
    x = y + 2 (ubah persamaan menjadi x = . . .)
    f-1(y) = y + 2 (ubah x menjadi f-1(y)
    f-1(x) = x + 2 (ganti variabel x pada f-1(y) dan dapatlah rumus fungsi invers f-1(x))

    Cakil (Cara Kilat):
  • f(x) = ax + b → f-1(x) = \( \frac{x-b}{a} \)
  • \(f(x)= \frac{ax+b}{c} \) → f-1(x) =\( \frac{cx-b}{a} \)
  • \(f(x)= \frac{ax+b}{cx+d} \) → f-1(x) =\( \frac{-dx+b}{cx-a} \)
  • f(x) = axn + b → f-1(x) = \( ^n\sqrt\frac{x-b}{a} \)
  • f(x) = alog cx → f-1(x) = \( \frac{a^x}{c} \)
  • f(x) = y → f-1(y) = x
  • Soal Pemanasan:
    1. Tentukan fungsi invers dari fungsi-fungsi berikut jika ada:
    2. a. f(x) = 2x + 5
      b. \(f(x)= \frac{2x-1}{6} \)
      c. \(f(x)= \frac{2x+3}{x-5} \)
      d. f(x) = \(^3\sqrt{x+2}\)
      e. \(f(x)= \frac{5^x}{7} \)
      Jawab:
      a. f-1(x) = \(\frac{x-5}{2} \)
      b. f-1(x) = \( \frac{6x+1}{2} \)
      c. f-1(x) = \( \frac{5x+3}{x-2} \)
      d. f-1(x) = x3 - 2
      e. f-1(x) = 5log 7x

    1. Fungsi Injektif, Surjektif dan Bijektif (INSURBI)
    Berdasarkan jenis relasinya, fungsi dibagi menjadi tiga jenis, perhatikan gambar dibawah ini!
    Jika A = Laki-laki dan B = Perempuan, maka:
  • Injektif: Fungsi satu-satu (Perempuan ada yang jomblo)
  • Surjektif: Fungsi Onto (Perempuan ada yang selingkuh)
  • Bijektif: Fungsi Korespondensi satu-satu (Semua setia)
  • Hanya fungsi bijektif saja yang dapat memiliki invers, karena setiap anggota di B terhubung tepat satu anggota di A.
    2. Sifat-sifat Fungsi Invers
  • (f o f-1)(x) = x
  • (f-1 o f)(x) = x
  • (f-1)-1(x) = f(x)
  • ((g o f)-1(x) = (f-1 o g-1)(x)
  • (f o g)-1)(x) = (g-1 o f-1)(x)
  • ((f o g) o g-1)(x) = ((g-1 o (g o f)(x) = f(x)
  • (f-1 o (f o g)(x) = ((g o f) o f-1)(x) = g(x)
  • (f o g o h)-1)(x) = (h-1 o g-1 o f-1)(x)
  • Soal Pemanasan:
    1. Diberikan fungsi f : A → B yang didefinisikan oleh f(x) = 3x + 1, g(x) = 2x - 4, h(x) = x + 5. Tentukan:
    2. a. f-1(x), g-1(x) dan h-1(x)
      b. Buktikan bahwa (f o f-1)(x) = x
      c. Buktikan bahwa (f-1)-1(x) = f(x)
      d. Buktikan bahwa ((g o f)-1(x) = (f-1 o g-1)(x)
      Jawab:
      a. f-1(x) = \( \frac{x-1}{3} \), g-1(x) = \( \frac{x+4}{2} \), h-1(x) = x - 5
      b. (f o f-1)(x) = f(f-1(x))
        = f(\( \frac{x-1}{3} \))
        = 3(\( \frac{x-1}{3} \)) + 1
        = x - 1 + 1
        = x
      c. (f-1)-1(x) = (\( \frac{x-1}{3} \))-1
      Misalkan f-1(x) = y = \( \frac{x-1}{3} \) (ubah persamaan menjadi x = f(y) = ...)
        y = \( \frac{x-1}{3} \)
        3y = x - 1
        3y + 1 = x
        x = 3y + 1
        f(y) = 3y + 1
        f(x) = 3x + 1
      d. (g o f)-1(x) = (f-1 o g-1)(x)
      Mencari Nilai (g o f)-1(x)
      Langkah 1: Kita cari nilai (g o f)(x)
      (g o f)(x) = g(f(x))
        = g(3x + 1)
        = 2(3x + 1) - 4
        = 6x + 2 - 4
        = 6x - 2
      Langkah 2: Kita cari nilai (g o f)-1(x)
      (g o f)-1(x) = \( \frac{x+2}{6} \) (pake cara kilat)
      Komposisikan (f-1 o g-1)(x)
      (f-1 o g-1)(x) = f-1(g-1(x))
        = f-1(\( \frac{x+4}{2} \))
        =\(\frac{\left(\frac{x+4}{2}) - 1\right)}{3}\)
        =\( \frac{x+4-2}{6} \) (pembilang dan penyebut dikalikan 2)
        = \( \frac{x+2}{6} \)
      Jadi (g o f)-1(x) = (f-1 o g-1)(x) = \( \frac{x+2}{6}\)

    πŸ“₯ Download LKPD Kembali ke Menu Sebelumnya

    Senin, 02 Juni 2025

    B. Komposisi Fungsi

    1. Penjumlahan dan Pengurangan Fungsi

    Penjumlahan dua atau lebih fungsi dapat menghasilkan fungsi baru.
    Jika f(x) dan g(x) merupakan dua fungsi dengan domain masing-masing Df dan Dg. Maka penjumlahan (f + g) (x) = f (x) + g(x) menghasilkan fungsi yang baru dengan domain DfDf.
    Jika f(x) dan g(x) merupakan dua fungsi dengan domain masing-masing Df dan Dg. Maka penjumlahan (f - g) (x) = f (x) - g(x) menghasilkan fungsi yang baru dengan domain DfDf.

    2. Perkalian dan Pembagian Fungsi
    Jika f(x) dan g(x) merupakan dua fungsi dengan domain masing-masing Df dan Dg. Maka perkalian (f · g)(x) = f(x) · g(x) menghasilkan fungsi yang baru dengan domain Df dan Dg.
    Pembagian dua fungsi \( \frac{f}{g}(x) \) = \( \frac{f(x)}{g(x)} \) secara umum belum tentu menghasilkan fungsi. Supaya \( \frac{f}{g}\) menjadi sebuah fungsi, pembagi g tidak boleh memiliki nilai 0. Dengan kata lain, \( \frac{f}{g}\) adalah fungsi dengan domain (Df dan Dg) − {x| g(x) = 0}.

    Soal Pemanasan:
    1. Jika \(f(x) =\sqrt{x+3}\) dan g(x) = x + 3
    2. a. Tentukan f(x) + g(x)
      b. Tentukan domain dan range dari f(x) + g(x)
      Jawab:
      a. f(x) + g(x) = \(\sqrt{x+3}\) + x + 3
      b. Df : {x| x ≥ -3, x ∈ R}
        Dg : {x| x ∈ R}
        Df+g = DfDg = {x| x ≥ -3, x ∈ R}
        Rf+g = {y| y ≥ 0, y∈ R}
    3. Jika f(x) = x2 + 2 dan g(x) = 2x - 5
      a. Tentukan f(x) - g(x)
      b. Tentukan domain dan range dari f(x) - g(x)
      Jawab:
      a. f(x) - g(x) = x2 + 2 - (2x - 5)
        = x2 + 2 - 2x + 5)
        = x2 - 2x + 7
      b. Df : {x| x ∈ R}
        Dg : {x| x ∈ R}
        Df-g = DfDg = {x| x ∈ R}
        Rf-g = Nilai minimum fungsi kuadrat y = x2 - 2x + 7 yaitu:
        ymin = \(- \frac{b^2-4ac}{4a} \)
        ymin = \(- \frac{(-2)^2-4(1)(7)}{4a} \)
        ymin = \(- \frac{-24}{4(1)} \)
        ymin = \(- \frac{-24}{4} \)
        ymin = 6

        Rf-g = {y| y ≥ 6, y ∈ R}
    4. Jika f(x) = 3x2 + 2x dan g(x) = 2x - 1
      a. Tentukan f(x) . g(x)
      b. Tentukan \( \frac{f(x)}{g(x)} \)
    Jawab:
    a. f(x) . g(x) = (3x2 + 2x) . (2x - 1)
      = 6x3 - 3x2 + 4x2 - 2x
      = 6x3 + x2 - 2x
    b. \( \frac{f(x)}{g(x)} \) = \( \frac{3x^2+2x}{2x-1} \)

    3. Komposisi Fungsi
    Komposisi Fungsi adalah fungsi yang melibatkan lebih dari satu fungsi atau penggabungan dari beberapa fungsi. Ketika ada suatu fungsi, kemudian dilanjutkan dengan fungsi lainnya maka akan membentuk suatu fungsi baru.
    Operasi fungsi komposisi disimbolkan dengan "o" (dibaca: bundaran).

    a. Jenis Komposisi Fungsi
    Komposisi Dua Fungsi
  • (f o g)(x) = f(g(x))
  • (g o f)(x) = g(f(x))
  • Komposisi Tiga Fungsi
  • (f o g o h)(x) = f(g(h(x))
  • Komposisi Lebih dari Tiga Fungsi
  • (f o g o h o i)(x) = f(g(h(i(x)))
  • Ilustrasi 1
    Jika Padi = f(x) dan Beras = g(x) merupakan dua fungsi, maka komposisi keduanya dinyatakan dengan (g o f)(x) = g(f(x)) = Nasi

    Ilustrasi 2
    Jika Mie Instan = f(x) dan Telur = g(x) merupakan dua fungsi, maka
  • (f o g)(x) = f(g(x)) → akan menjadi mie telur
  • (g o f)(x) = g(f(x)) → akan menjadi omlet
  • Komposisi dua fungsi dapat dipahami melalui diagram panah berikut:
    b. Sifat-sifat Komposisi Fungsi
    1) Tidak Komutatif → (f o g)(x) ≠ (g o f(x)
    Contoh:
    Jika f(x) = x + 2 dan g(x) = 2x, maka (f o g)(x) = 2x + 2, sedangkan (g o f)(x) = 2x + 4.
    2) Asosiatif → (f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)
    Contoh:
    Jika f(x) = x + 1, g(x) = 2x, dan h(x) = 3, maka (f o (g o h))(x) = (f o (2*3))(x) = (f o 6)(x) = 6 + 1 = 7, dan ((f o g) o h)(x) = ((x + 1) o 2x)(3) = ((3 + 1) o 6)(3) = 7.
    3) Identitas → (f o I)(x) = (I o f)(x)
    Contoh:
    Jika f(x) = 2x + 1, maka (f o I)(x) = (2x + 1) o x = 2x + 1, dan (I o f)(x) = x o (2x + 1) = 2x + 1.

    Soal Pemanasan:
    1. Jika \(f(x)= \frac{1}{4x^2+1} \) dan g(x) = 2x2 + 1, tentukan:
      a. (f o g)(x)
      b. domain dan range (f o g)(x)
      c.(g o f)(x)
      d. domain dan range (g o f)(x)
      Jawab:
      a. (f o g)(x) = f(g(x))
        = f(2x2 + 1)
        =\( \frac{1}{2(2x^2+1)+1} \)
        =\( \frac{1}{4x^2+2+1} \)
        =\( \frac{1}{4x^2+3} \)
      b. domain dan range (f o g)(x) adalah semua bilangan riil.
      c. (g o f)(x) = g(f(x))
        = g(\( \frac{1}{2x+1} \))
        = 2(\( \frac{1}{2x+1})^2 \) + 1
        = \( \frac{2}{4x^2+4x+1} \) + 1
      d. domain dari (g o f)(x) adalah semua bilangan riil kecuali \( \frac{1}{2} \), rangenya ialah semua bilangan riil.
    2. Diketahui f(x) = 2x + 1 dan (f o g)(x) = 10x + 7. Tentukan g(x)!
    3. Jawab:
      (f o g)(x) = 10x + 7
      f(g(x)) = 10x + 7
      2.g(x) + 1 = 10x + 7
      2.g(x) = 10x + 7 - 1
      2.g(x) = 10x + 6
      g(x) = \( \frac{10x + 6}{2} \)
      g(x) = 5x + 3
    4. Diketahui g(x) = 5x + 3 dan (f o g)(x) = 10x + 7. Tentukan f(x)!
    5. Jawab:
      (f o g)(x) = 10x + 7
      f(g(x)) = 10x + 7
      f(5x + 3) = 10x + 7
      Misalkan 5x + 3 = a, maka \(x= \frac{a-3}{5} \) (ubah persamaan menjadi x = ...)
      f(a) = 10(\( \frac{a-3}{5} \)) + 7 (substitusi x dengan \( \frac{a-3}{5} \))
      f(a) = 2(a - 3) + 7
      f(a) = 2a - 6 + 7
      f(a) = 2a + 1
      f(x) = 2x + 1

    πŸ“₯ Download LKPD Kembali ke Menu Sebelumnya

    πŸ“Š Statistika Kelas XII: Penyajian Data πŸ“Œ Apa Itu Penyajian Data? Penyajian data adalah proses menampilkan data dalam bentuk tertentu...